Friday, April 28, 2006

Gerimis Pagi

(Puisi Ini Khas Buat Ninda & Cucu Yang Berselisih Jalan)

Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di pangsa purinya

Terdengar gelak tawa serta tangis sendunya
Dihiasi dengan ukiran senyuman manisnya
Sementara bibirnya basah mencurahkan kasih sayang
Terasa hangat pelukan rindunya

Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di pusaranya

Terdengar bacaan doa serta deru angin bayu
Nafas-nafas dihela satu persatu berwajah sayu
Sementara bibir-bibir basah mengharap pengampunan Illahi
Terasa dinginnya pelukan bumi disirami gerimis pagi

Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di syurgaNya

Terdengar suara tangisan bayi memecah keheningan malam
Kelahirannya bersama darah dan air mata
Sementara bibir-bibir mengucap kesyukuran
Terasa nikmatnya menyentuh dan mencium pipinya sehalus sutera

Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di alam maya

Terdengar takbir berkumandang kalimah Allah
Sebagai bekal menempuh ranjau kehidupan
Sementara bibirnya dibasahi dek air susu
Terasa beratnya amanah di pundak bahunya

Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di alam fana

Terdengar ucapan takziah dan tahniah silih berganti
Buat penawar duka ninda dan cucu yang berselisih jalan
Sementara bibir-bibir masih basah melafazkan kata
Terasa dipagut pilu pada pertemuan yang tidak kesampaian

Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di pentas dunia

0 Comments:

Post a Comment

<< Home