Gerimis Pagi
(Puisi Ini Khas Buat Ninda & Cucu Yang Berselisih Jalan)
Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di pangsa purinya
Terdengar gelak tawa serta tangis sendunya
Dihiasi dengan ukiran senyuman manisnya
Sementara bibirnya basah mencurahkan kasih sayang
Terasa hangat pelukan rindunya
Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di pusaranya
Terdengar bacaan doa serta deru angin bayu
Nafas-nafas dihela satu persatu berwajah sayu
Sementara bibir-bibir basah mengharap pengampunan Illahi
Terasa dinginnya pelukan bumi disirami gerimis pagi
Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di syurgaNya
Terdengar suara tangisan bayi memecah keheningan malam
Kelahirannya bersama darah dan air mata
Sementara bibir-bibir mengucap kesyukuran
Terasa nikmatnya menyentuh dan mencium pipinya sehalus sutera
Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di alam maya
Terdengar takbir berkumandang kalimah Allah
Sebagai bekal menempuh ranjau kehidupan
Sementara bibirnya dibasahi dek air susu
Terasa beratnya amanah di pundak bahunya
Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di alam fana
Terdengar ucapan takziah dan tahniah silih berganti
Buat penawar duka ninda dan cucu yang berselisih jalan
Sementara bibir-bibir masih basah melafazkan kata
Terasa dipagut pilu pada pertemuan yang tidak kesampaian
Semalam kita masih mendengar burung-burung berkicauan
Serta menghidu harumnya bunga
. . . Di pentas dunia
0 Comments:
Post a Comment
<< Home